LAPORAN
HASIL PERCOBAAN
(SISTEM
KOLOID)
Kelompok
5
·
Asti
Kusriyanti
·
Gregorius
Manggala S
·
Perdana
Immanuel
·
Rendi
Pratama H
·
Saskia
Sayidati Fauziah
·
Yuditrian
Rizkiana W
Kelas:
XII IPA 3
T.A. 2013/2014
SMA
NEGERI 6 BANDUNG
Jln.Pasirkaliki
No.51 Bandung
Kata
Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama marilah kami panjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kimia yang berjudul “laporan
hasil percobaan produk koloid”.Laporan ini kami susun berdasarkan percobaan
yang telah kami lakukan sebelumnya.
Tujuan utama dari
pembuatan laporan ini adalah selain untuk memenuhi tugas ujian praktik juga
untuk memperdalam pemahaman materi dan sekaligus belajar cara membuat makanan dengan
cita rasa yang lezat dan juga menambah wawasan pengetahuan.
Akhir kata kami ucapkan mohon maaf apabila masih terdapat
banyak kesalahan dalam laporan kami.Kami harap Ibu guru dapat memaklumi, karena
seperti yang Ibu ketahui kami ini hanyalah siswa yang masih dalam tahap
pembelajaran. Tentunya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu
sebagai guru/pembingbing kami supaya dalam pembuatan laporan selanjutnya bisa
lebih baik lagi. Terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat,Amin.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Bandung, 22 Februari 2014
Penyusun
I.
Judul Percobaan
Pembuatan Koloid
II.
Tujuan
Percobaan
Untuk mengetahui jenis,pengelompokan,sifat-sifat dan cara
pembuatan koloid (es krim dan pancake)
III.
Pelaksanaan
Percobaan
Hari :
Jumat dan Minggu
Tanggal
: 21 dan 23 Februari 2014
Waktu : 16.00-20.00 dan 11.00-18.00
Tempat
: Jln.Pasir kaliki
IV.
Alat dan Bahan
-
300
ml susu full cream
-
½
sdt esens vanili
-
6
kuning telur
-
175
gram gula pasir
-
600
ml cream kental
-
Mixer
-
Mangkok
-
Panci
-
Kulkas
V.
Landasan Teori
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih
di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat
lain.
Contoh:
Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat
adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah
suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi
(campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda
dari sifat larutan atau suspensi.
SIFAT - SIFAT KOLOID
Sifat-sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat koloid, antara lain:
1) Efek TyndaL
Suatu sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dengan
percobaan tyndal. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas
sinar tampak maka berkas sinar tadi akan diserap dan dipancarkan.
Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut
akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sisitem
koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah sifat khas kolid
yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
Dalam kejadian sehari-hari, efek tyndal dapat dilihat dalam peristiwa berikut :
1. cahaya matahari jelas sekali berkasnya di sela-sela pohon
yang sekitarnya berkabut. Jika berkas cahaya matahario tampak jelas di
sela-sela dinding dapur yang banyak asapnya .
2. berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang
banyak asap rokoknya.
3. Sorot cahaya mobil berkas tampak jelas pada daerah yang
berkabut.
2) Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak
menentu (gerak zigzag). Karena penemu gerakan partikel koloid seperti itu
adalah Robert Brown maka gerak zig zag partikel koloid disebut gerak brown.
Gerak brown adalah gerak zig zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati
dengan mikroskop ultra. Gerak brown itu disebabkan adanya tumbukan dari
partikel medium terdispersi.
Bila partikel dari sistem koloi dilihat dengan mikroskop akan
tampak senantiasa partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya tidak
menentu.
3) Adsorbsi
Partikel koloid dapat mengadsorbsi ion atau muatan listrik.
Adsorbsi adalah proses penyerapan di permukaan partikel koloid. Sifat adsorbsi
partikel koloida ini sangat penting karena berdasarkan sifat tersebut
banyak manfaat yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
a. Penjernihan air
Tawas adalah
koloid yang biasa di pakai untuk menjernihkan air. Apabila tawas dilarutkan ke
dalam air maka tawas tersebut akan terhidrolisis menjadi Al(OH)3 yang
berupa koloid. Koloid tersebut dapat mengadsorbsi zat-zat warna dalam
air,sehingga air tampak tidak berwarna dan
jernih.
b. Penyembuhan sakit perut
yang di sebabkan oleh bakteri apabila dianjurkan minum oralit/norit.
Oralit/norit dapat menyembuhkan sakit perut karena dalam usus dapat membentuk
sistem koloid yang mampu mengadsorbsi bakteri,sehingga bakteri itu mati.
c. Pemutihan gula
tebu
Gula tebu yang
dijual di toko atau di pasar ada yang berwarna coklat
kotor
dan ada yang berwarna putih bersih. Gula tebu yang berwarna putih bersih
berasal dari gula berwarna coklat kotor yang sudah diputihkan melalui sistem
koloid.
4)
Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa
gerakan partikel koloid dikarenakan muatan arus listrik.
5)
Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Dispersi
koloid biasanya mengadsorbsi ion yang sejenis. Oleh karena itu,diperlukan
konsentrasi tertentu larutan elektrolit untuk menstabilkan koloid. Bila larutan
elektrolit tersebut berlebihan maka elektrolit tersebut akan menggumpalkan
koloid. Penggumpalan partikel koloid dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
a. Mekanis
: menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan dan
pendinginan. Proses ini akan mengurangi jumlah air atau ion di sekeliling
koloid sehingga koloid akan mengendap misalnya :
1. bila
larutan dari protein yang merupakan sistem koloid dipanaskan maka protein akan
menggumpal.
2. Koloid
agar-agar dalam air akan menggumpal bila
dipanaskan.
b. Fisis : Contoh
penggumpalan koloid cara fisis adalah penggunaan alat Cottrell. Asap/ debu dari
cerobong pabrik dapat digumpalkan dengan alat listrik/cottrel. Alat biasanya
dipakai pada cerobong asab di industri-industri besar,untuk menggumpalkan asap
atau debu sebagai partikel koloid.Hal itu bertujuan untuk mengurangi pencemaran
asap dan debu yang berbahaya.
c. Kimia
: Cara ini dilakukan dengan menambahkan zat elektrolit ke dalam
koloid sehingga koloid akan menggumpal.
Contohnya :
1. Getah
karet(lateks) akan menggumpal bila diberi asam semut (formiat) atau diberi
cuka.
2. Tawas
yang mengandung elektrolit Al2(SO4)3 dapat
menggumpalkan partikel koloid dalam air. Hal ini digunakan juga pada proses
penjernihan air.
6.) Koloid
Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi
koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Ada beberapa
koloid yang tidak mengalami pemggumpalan,jika di tambahkan suatu koloid lain.
Koloid yang dapat memberikan kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid
pelindung membuntuk lapisan di sekeliling partikel koloid,sehingga melindungi
muatan partikel koloid tersebut.
Contoh :
a.) Tinta
tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung.
b.) Pada
pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung,yang
mencegah pengkristalan es.
7.) Dialisis
Pemurnian koloid disebut dialisis. Dialisis dilakukan dengan
cara memasukkan koloid yang akan di murnikan ke dalam kantung yang dibuat dari
selaput semipermiabel. Mengapa di buat dari selaput semipermiabel? Karena
selaput semipermiabel dapat melewatkan molekul-molekul air atau ion-ion, tetapi
tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel koloid.
Prinsip dialisis saat ini digunakan sebagai proses cuci darah
bagi penderita gagal ginjal,yang dikenal dengan blood dialysis. Ginjal yang
berfungsi sebagai selaput semipermiabel dapat melewatkan ion-ion atau
molekul-molekul sederhana yang mengotori darah,tetapi tidak dapat melewatkan
butir-butir darah yang bersifat koloid. Jika ginjal seseorang rusak maka fungsi
ginjal diganti mesin yang disebut dialisator
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Ukuran partikel koloid terletak antara larutan sejati dengan partikel-partikel
suspensi. Pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu
kondensasi da cara dispersi.
1) Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan
ion-ion,atom-atom,molekul-molekul,atau partikel yang lebih halus membentuk
partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid.
2) Cara Dispersi
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat yang
bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang bersifat mikroskopis
(halus),sesuai dengan ukuran partikel koloid. Dispersi bisa dilakukan dengan
cara mekanik,peptisasi maupun cara busur bredig.
Pengelompokan Sistem Koloid
Dalam sistem koloid terdapat
tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fase ini terbagi kedalam
delapan sistem koloid. Adapun kedelapan sistem koloid tersebut adalah:
1. Sistem Koloid Fase
Padat-Cair (Sol)
Dengan fase terdispersi
berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh sol/gel yaitu
agar-agar, pektin(selai), gelatin(jelly), cairan kanji, air sungai, tinta, cat,
gel kalsium asetat dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol
belerang.
2. Sistem Koloid Fase
Padat-Padat (Sol Padat)
Dengan fase terdispersi
berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh sol padat
yaitu kaca berwarna dan logam campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran
antara besi, nikel, dan kromium).
3. Sistem Koloid Fase
Padat-Gas (Aerosol Padat)
Dengan fase terdispersi
berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol padat
yaitu asap.
4. Sistem Koloid Fase
Cair-Gas (Aerosol)
Dengan fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol yaitu
kabut, awan, parfum, hairspray, cat semprot dan lain-lain.
5. Sistem Koloid Fase
Cair-Cair (Emulsi)
Dengan fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh emulsi yaitu
campuran antara minyak yang bersifat nonpolar dengan air yang bersifat polar,
susu, air santan, dan krim. Dalam emulsi terdapat emulgator yaitu zat
penghubung yang menyebabkan pembentukkan emulsi, contoh zat emulgator adalah
sabun, detergen, lesitin dan kasein (dalam susu).
6. Sistem Koloid Fase
Cair-Padat (Emulsi Padat)
Dengan fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh emulsi padat
yaitu keju, mentega, dan mutiara.
7. Sistem Koloid Fase
Gas-Cair (Busa)
Dengan fase terdispersi
berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh busa yaitu buih.
8. Sistem Koloid Fase
Gas-Padat (Busa Padat)
Dengan fase terdispersi
berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh busa padat yaitu
karet busa dan batu apung.
No.
|
Fase
Terdispersi
|
Medium
Pendispersi
|
Nama
Koloid
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Sol
emas, agar-agar, jelly, cat, tinta, air sungai
|
2.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol
padat
|
Asap,
debu padat
|
3.
|
Padat
|
Padat
|
Sol
padat
|
Paduan
logam, kaca berwarna
|
4.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Kabut,
awan
|
5
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Santan,
susu, es krim, krim, lotion, mayonaise
|
6.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi
padat
|
Keju,
mentega, mutiara
|
7.
|
Gas
|
Cair
|
Buih,
busa
|
Busa
sabun
|
8.
|
Gas
|
Padat
|
Busa
padat
|
Karet
busa, batu apung
|
Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi)
partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian
diaduk dengan medium pendispersi.
Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan
yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
o
Dengan cara kondensasi,
partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
o
Cara ini dapat dilakukan
dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi
rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
o
Reaksi redoks adalah reaksi
yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
o
Hidrolisis adalah reaksi
suatu zat dengan air.
o
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk
sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
o
Dengan cara dispersi,
partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
o
Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur
Bredig).
1. Cara Mekanik
o
Menurut cara ini, butir-butir
kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
o
Contoh:
- Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
- kemudian mencampur serbuk
halus itu dengan air.
2. Cara Peptisasi
o
Peptisasi adalah cara
pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan
suatu zat pemeptisasi (pemecah).
o
Zat pemeptisasi memecahkan
butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
o
Istilah peptisasi dikaitkan
dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang
dikatalisis oleh enzim pepsin.
o
Contoh:
- Agar-agar
dipeptisasi oleh air
- Nitroselulosa
oleh aseton
- Karet
olehbensin
- Endapan
NiS dipeptisasi oleh H2S
- Endapan
Al(OH)3 oleh AlCl3
3. Cara Busur Bredig
o
Cara busur Bredig digunakan
untuk membuat sol-sol logam.
o
Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi,
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
o
Mula-mula atom-atom logam
akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi,
sehingga membentuk partikel koloid.
o
Jadi, cara busur ini
merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
Manfaat es krim bagi kesehatan
1. Menjaga kesehatan jantung
Mengonsumsi makanan yang kaya
akan flavonoid berhubungan erat dengan rendahnya angka kematian yang disebabkan
oleh penyakit jantung koroner.Diduga ,kandungan flavonoid pada cokelat justru
menjaga kesehatan jantung karena menghambat oksidasi LDL. Flavonoid pada coklat
juga berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah penuaan diri
2. Merangsang system kekebalan
tubuh
Dengan memproduksi lebih
banyak sitokin (protein yang diproduksi sebagai bagian dari system imun
tubuh),maka coklat bermanfaat dalam merangsang system kekebalan tubuh.
3. Menurunkan resiko terkena
kanker payudara
Berdasarkan penelitian
Institute of community medicine,Universitas tromso ,Norwegia dalam
International journal of Cancer,mengonsumsi 3 gelas atau lebih susu setiap hari
dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.
V.
Cara Kerja
1. Cara membuat ice cream sebenarnya cukup
mudah sekali, yang pertama adalah masak susu cair serta esense
vanili didalam panci dengan api kecil.
2. Kocok kuning telur bersamaan
dengan gula pasir menggunakan mikser
kecepatan sedang selama 3 menit
hingga mengental serta berwarna pucat.
3. Tuangkan larutan susu ke didalam kocokan kuning telur
yang sudah mengental, aduk dengan spatula sampai rata. Masukkan
kembali campuran ini kedalam panci bekas merebus susu,
masak diatas api kecil selama kurang lebih 3-4
menit sampai adonan mengental ( jangan sempat mendidih ).
4. Masak cream kental
di panci dengan api kecil. Setelah muncul gelembung-gelembung kecil,
5. Masukkan adonan susu telur
kedalam adonan krim , aduk rata. Diamkan sampai
menjadi dingin.
6. Setelah tahap
tersebut, segera masukkan adonan ke
ice krim maker serta diaduk-aduk hingga 1
jam sebelum adonan tersebut menjadi es cream.
7. Untuk yang
belum punyai ice cream maker, maka masukkan
adonan didalam freezer kurang lebih hingga 3 jam,
keluarkan selanjutnya kocok dengan
mixer hingga lembut selama 5
menit. Ulangilah langkah tersebut hingga 3-4
kali sampai didapatkan adonan yang lembut
VII. Data Hasil Pengamatan
VIII. Diskusi Hasil
Percobaan
Dalam pembuatan es krim
terjadi 2 proses koloid, yaitu:
1) Emulsi
cair
Emulsi cair adalah dimana
suatu zat cair terdispersi dalam zat cair. Hal ini dibuktikan yaitu pencampuran
lemak dengan air. Kandungan lemak dan air yang terkandung dalam susu.
2) Buih
cair
Buih cair adalah dimana
suatu gas terdispersi dalam zat cair. Hal ini dibuktikan dengan pencampuran
krim hasil pencampuran telur dan gula yang menghasilkan busa dan mencampurkan
campuran tersebut kedalam zat cair yang berupa susu.
Mencegah
adanya pemisahan kembali dalam proses emulsi, maka terdapat emulsifer pada es
krim. Emulsifer yang paling sederhana adalah kuning telur, dan kuning telur
termasuk ke dalam bahan pembuatan eskrim.
Pembuatan
es krim termasuk kedalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi
adalah dengan mengubah partikel-partikel kasar yang terdapat dalam gula dan
krim menjadi partikel koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi
mekanik yaitu denagn menggunakan mixer
IX. Kesimpulan
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung
lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan
texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut
akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. selain itu es krim juga
memiliki manfaat bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi secara berlebihan.
X. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar